Anda
mungkin melihat ada beberapa kelalaian dari resep (pemahaman) kita tentang
kebahagiaan: Mengumpulkan uang, membeli banyak barang-barang, dan secara umum
nya dengan menghambiskan semua sumber daya yang ada di dunia ini. Penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah dari uang yang didapatkan seseorang
dan bagaimana kondisi kebahagiaan mereka adalah lemah. Orang yang sangat miskin
dan kesulitan mendapatkan makanan dan tempat tinggal, tidaklah mengejutkan
apabila mereka kurang bahagia daripada yang lainnya. Setelah orang-orang mendapatkan kebutuhan
dasar dari hidup nya, bagaimanapun juga, mempunyai uang lebih tidak mengurangi
kebahagiaan itu sendiri (Diener & Seligman, 2004; Kahneman, Krueger,
Schkade, Schwarz, & Stone, 2006).
Gambaran 14.4
Kepuasan hidup di Amerika Serikat dan Produk Pendapatan Nasional (1940-2000). Orang-orang di Amerika serikat telah menjadi lebih kaya dalam 60 tahun terakhir ini; bagaimanapun, ratta-rata dari kepuasaan hidup orang-orang dilaporkan tetap sangat stabil.
Mempertimbangkan
Gambaran 14.1 yang juga bagian dari peningkatan Produk Pendapatan Nasional di
Amerika Serikat, dari 1940 sampai 2000.
Seperti yang terlihat pada grafik
diatas orang-orang Amerika telah sangat menjadi kaya seiring nya waktu. Seperti
yang dilihat dibawah garis, bagaimanapun, kebahagiaan tetap sangat stabil.
Lebih jauh lagi, ada sebuah bukti bahwa orang-orang yang matrealistik –mereka yang menempatkan nilai yang tinggi kepada uang dan barang- bahwa mereka kurang bahagia dibandingkan orang-orang yang menempatkan nilai yang rendah kepada uang dan baran. Satu alasan untuk ini bahwa orang-orang yang matrealistik mempunyai hubungan social yang kurang memuaskan (nickerson, Schwarz, Diener, & Kahneman, 2003). Apakah ini berarti uang itu sendiri yang menjadi masalahnya? Belum tentu. Bila orang memakai uangnya untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti kualitas tinggi dalam hubungan sosial, mengejar tujuan yang bermakna, dan membantu orang lain- maka semakin banyak semakin baik. Poin penting nya adalah orang-orang yang tidak mempunyai banyak uang bisa juga mendapatkan hal yang demikian (kebahagiaan) (Frank, 1991).
Artikel ini di translasikan oleh penulis dari:
Aronson, A., Wilson, D. T & Akert,
R. M. Psychology Social - Money, Materialism, dan Happiness. Sixth Edition.
Bagaimana dengan di Indonesia? atau di lingkungan kita?
Teman saya, membuat online angket tentang "Kebahagiaan itu Sederhana". Silahkan untuk lebih lengkap kunjungi blog nya [DISINI].
No comments:
Post a Comment