Tuesday 10 March 2015

Uang, Materialisme, dan Kebahagiaan

Anda mungkin melihat ada beberapa kelalaian dari resep (pemahaman) kita tentang kebahagiaan: Mengumpulkan uang, membeli banyak barang-barang, dan secara umum nya dengan menghambiskan semua sumber daya yang ada di dunia ini. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah dari uang yang didapatkan seseorang dan bagaimana kondisi kebahagiaan mereka adalah lemah. Orang yang sangat miskin dan kesulitan mendapatkan makanan dan tempat tinggal, tidaklah mengejutkan apabila mereka kurang bahagia daripada yang lainnya. Setelah orang-orang mendapatkan kebutuhan dasar dari hidup nya, bagaimanapun juga, mempunyai uang lebih tidak mengurangi kebahagiaan itu sendiri (Diener & Seligman, 2004; Kahneman, Krueger, Schkade, Schwarz, & Stone, 2006). 
Gambaran 14.4

Kepuasan hidup di Amerika Serikat dan Produk Pendapatan Nasional (1940-2000). Orang-orang di Amerika serikat telah menjadi lebih kaya dalam 60 tahun terakhir ini; bagaimanapun, ratta-rata dari kepuasaan hidup orang-orang dilaporkan tetap sangat stabil.
Mempertimbangkan Gambaran 14.1 yang juga bagian dari peningkatan Produk Pendapatan Nasional di Amerika Serikat, dari 1940 sampai 2000.
Seperti yang terlihat pada grafik diatas orang-orang Amerika telah sangat menjadi kaya seiring nya waktu. Seperti yang dilihat dibawah garis, bagaimanapun, kebahagiaan tetap sangat stabil.

Lebih jauh lagi, ada sebuah bukti bahwa orang-orang yang matrealistik –mereka yang menempatkan nilai yang tinggi kepada uang dan barang- bahwa mereka kurang bahagia dibandingkan orang-orang yang menempatkan nilai yang rendah kepada uang dan baran. Satu alasan untuk ini bahwa orang-orang yang matrealistik mempunyai hubungan social yang kurang memuaskan (nickerson, Schwarz, Diener, & Kahneman, 2003). Apakah ini berarti uang itu sendiri yang menjadi masalahnya? Belum tentu. Bila orang memakai uangnya untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti kualitas tinggi dalam hubungan sosial, mengejar tujuan yang bermakna, dan membantu orang lain- maka semakin banyak semakin baik. Poin penting nya adalah orang-orang yang tidak mempunyai banyak uang bisa juga mendapatkan hal yang demikian (kebahagiaan) (Frank, 1991).

Artikel ini di translasikan oleh penulis dari:
Aronson, A., Wilson, D. T & Akert, R. M. Psychology Social - Money, Materialism, dan Happiness. Sixth Edition.

Bagaimana dengan di Indonesia? atau di lingkungan kita?
Teman saya, membuat online angket tentang "Kebahagiaan itu Sederhana". Silahkan untuk lebih lengkap kunjungi blog nya [DISINI].

No comments:

Post a Comment